Nyamuk, hewan kecil itu memang nakal karena selalu mengganggu manusia yang
terlelap tidur di malam hari. Namun adakah yang pernah berpikir bahwa ternyata
seekor makhluk kecil yang seringkali merepotkan manusia itu merupakan suatu
contoh akan kesempurnaan desain dalam penciptaan?
Sejak ia bertelur, nyamuk sudah menunjukkan kehebatannya. Dia dengan
sendirinya bertelur dalam jumlah ratusan butir yang kesemuanya menyatu hingga
menyerupai bentuk sampan. Sampan, karena memang telur tersebut diletakkan di
atas permukaan air dan harus dapat mengapung. Seandainya ia bertelur satu
persatu, tentunya telur itu akan tenggelam oleh riak air yang kecil
sekalipun.
Tentu kita semua tahu, sang nyamuk mengawali kehidupannya dengan hidup di
bawah permukaan air. Untuk bernapas ia menggunakan alat menyerupai pipa
“snorkel” (biasa digunakan penyelam) yang berada di ujung tubuhnya. Dengan
demikian ia dapat menghirup udara di atas permukaan air dan terus melangsungkan
siklus hidupnya. Namun tantangan yang dihadapi belum berhenti. Untuk keluar dari
air lalu terbang, juga memerlukan usaha yang tidak mudah, karena bila saja
tubuhnya basah, maka ia tidak akan dapat terbang! Bayangkan, ternyata di ujung
kakinya terdapat suatu senyawa kimia yang mampu meningkatkan tegangan permukaan
air. Sehingga ketika keluar dari kepompongnya dan berdiri di atas permukaan air
dengan kaki-kakinya, ia tidak terperosok dan tidak tenggelam.
Tidak sampai di situ. Agar nyamuk betina dapat menghisap darah, ia harus
mampu mengenali lokasi pembuluh darah manusia di kegelapan malam. Untuk ini ia
telah dilengkapi dengan sistem pengindraan inframerah yang mampu menemukan
lokasi pembuluh darah berdasarkan suhu tubuh.
Untuk bisa menembus kulit manusia sehingga mudah dalam menyedot darahnya, ia
juga memiliki organ khusus yang disiapkan oleh Penciptanya. Organ itu berfungsi
layaknya gergaji yang menggergaji kulit kita sehingga sobek. Sebab kulit manusia
bagaikan kulit kayu yang tebal dan keras bagi nyamuk, hewan berukuran teramat
kecil dibanding tubuh manusia. Juga, agar darah yang keluar tidak membeku, maka
nyamuk juga telah menggunakan suatu enzim yang mencegah pembekuan darah.
Perhatikan, walau si kecil nyamuk tampak demikian jenius, namun ia tetaplah
seekor nyamuk yang tak dapat berpikir untuk memperbaiki kualitas hidup. Ia
tetaplah bukan profesor kimia maupun fisika atau bahkan dokter spesialis
tranfusi darah sebelum ia dapat melakukan “tugasnya” keluar dari air untuk
terbang dan menghisap darah manusia. Ia tetaplah seekor makhluk kecil yang
diciptakan oleh Dzat Yang Maha Pencipta sebagai perumpamaan bagi kita agar mau
berpikir.
إِنَّ اللَّهَ لا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلا
مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ
مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا
مَثَلا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلا الْفَاسِقِينَ
(٢٦)
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka
mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang
kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk
perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan
dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak
ada yang disesatkan Allah kecuali orangorang yang fasik (QS. Al Baqarah,
2:26)
Sumber : www.insight-magazine.com/edisi-1
Sumber : www.insight-magazine.com/edisi-1
Label: Artikel Islam
0 Comments:
Subscribe to:
Post Comments (Atom)